Jumat, 08 Agustus 2014

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


1.500 Prajurit TNI Akan Mengikuti Pelatihan Kurikulum 2013

Posted: 07 Aug 2014 05:32 PM PDT

Jakarta, Kemdikbud --- Sebagian anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di kawasan terpencil, terluar, dan terdepan (3T) merangkap menjadi guru di sekolah yang berada di wilayah tersebut. Mereka akan menjalani pelatihan Kurikulum 2013 pada akhir Agustus atau awal September 2014 mendatang. Demikian salah satu butir hasil pertemuan antara Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Markas Besar TNI. Pertemuan yang digelar di Gedung E lantai 5 Kompleks Kemdikbud, Kamis siang, (07/08/2014) itu merupakan tindak lanjut pertemuan Mendikbud dengan Panglima TNI sehari sebelumnya, Rabu, (06/08/2014). Dalam pelatihan tersebut, peserta dibekali buku Kurikulum 2013 berupa buku pegangan guru dan buku siswa. “Dihitung langsung sebagai bahan latihan,” ujar Hamid. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikdas, Sumarna Surapranata mengatakan, pelatihan guru dirancang dengan pola 50 jam. Ia telah menyiapkan 45 narasumber terbaik untuk menyukseskan pelatihan ini. “Yang kami rancang sementara pesertanya 1.500 orang dari seluruh negeri,” ujarnya. Pelatihan diselenggarakan di tiga wilayah yaitu timur, tengah dan barat. Ada dua kriteria prajurit TNI yang mengikuti pelatihan ini, yaitu prajurit yang sedang melaksanakan dan yang akan melaksanakan tugas. Sementara perwakilan dari Mabes TNI, Djaenuri mengatakan, sebagaimana arahan Panglima TNI, prajurit TNI yang bertugas di daerah perbatasan menjalankan dua fungsi. Pertama, pertahanan secara fisik. “Kedua, pertahanan secara budaya,” ungkapnya. Djaenuri berharap, sebagai awal, pelatihan difokuskan kepada prajurit yang bertugas di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Sebab di kawasan inilah terdapat titik-titik kerawanan terkait nasionalisme dan bela negara. Selain pelatihan guru, pertemuan juga membahas rehabilitasi sekolah rusak dan pembangunan unit sekolah baru (USB). “Membangun USB, kita arahkan yang satu atap, terutama daerah-daerah yang jumlah siswanya dan komunitasnya kecil,” ucap Hamid. Kalau perlu gedung SMA dibangun di dekatnya. Turut hadir dalam pertemuan Sekretaris Ditjen Dikdas, Thamrin Kasman; Direktur Pembinaan SD, Ibrahim Bafadal; Direktur Pembinaan SMP, Didik Suhardi; Direktur Pembinaan SMK, M. Mustaghfirin Amin; Staf Khusus Mendikbud Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Agnes Tuti Rumiati; dan perwakilan dari Direktorat Pembinaan SMA dan SMK. Rencananya, pertemuan akan dilanjutkan pada Senin, 11 Agustus 2014, untuk membahas hal yang lebih teknis. (Billy Antoro)

390 SMK di Lampung Krisis Guru Produktif

Posted: 07 Aug 2014 05:31 PM PDT

DARLAMPUNG - Permasalahan kekurangan guru produktif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kian meluas. Berdasarkan data yang didapat Radar Lampung (Grup JPNN) kemarin (7/8), total ada 390 SMK negeri/swasta di Provinsi Lampung yang mengalami persoalan serupa. Minimnya kuantitas guru disebabkan semakin banyaknya pengajar produktif SMK yang pensiun setiap tahunnya. Ini semakin diperparah karena perguruan tinggi di Lampung tidak mampu mencetak guru SMK. Hal tersebut secara tidak langsung mengancam keberlangsungan SMK tersebut. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Lampung Heri Suliyanto angkat bicara terkait masalah ini. Dia mengakui jika untuk sementara pemerintah hanya bisa berharap kepada guru SMK dari luar daerah. Namun, solusi terbaiknya adalah pemerintah kabupaten/kota bersama Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menyediakan formasi guru SMK. "�Saya sudah mediasi dengan pihak Unila. Memang benar untuk membuka prodi (program studi) tidaklah mudah dan butuh waktu. Maka dari itu kami masih berharap guru SMK dari luar daerah,"� jelasnya. Karena itu, Heri meminta pemerintah daerah dapat lebih bijaksana dalam menyusun formasi CPNS, khususnya guru. Selama ini formasi guru yang dibuka selalu bidang studi umum yang jumlahnya sudah banyak. Jumlah SMK negeri/swasta yang krisis guru produktif di Lampung mencapai ratusan. Rinciannya di Bandarlampung sebanyak 59 sekolah; Lampung Utara (21); Lampung Selatan (38); Lampung Barat (7); Lampung Timur (55); dan Lampung Tengah (52). Berikutnya Waykanan (24); Tulangbawang (21); Tanggamus (20); Pesawaran (16); Metro (20): Tulangbawang Barat (17); Pesisir Barat (3); Mesuji (10); dan Pringsewu (27). (cw2/c4/ade)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar