Kamis, 07 Agustus 2014

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Untuk Pertama Kalinya Mahasiswa Indonesia Raih Emas dalam Kompetisi Matematika Internasional

Posted: 06 Aug 2014 10:50 AM PDT

Jakarta, Kemdikbud --- Tujuh mahasiswa Indonesia mengikuti International Mathemathics Competition (IMC) 2014 yang digelar 29 Juli hingga 4 Agustus 2014 di Bulgaria. Untuk pertama kalinya Indonesia berhasil meraih medali emas (First Prize) dalam ajang internasional tersebut. Medali emas tersebut diraih Muhammad Yasya, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). “Sebuah prestasi  internasional yang membanggakan bagi Indonesia di tahun ini setelah sebelumnya hanya meraih silver,” ujar Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Kemahasiswaan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dit. Belmawa Ditjen Dikti), Widyo Winarso. Mewakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Widyo turut dalam penjemputan ketujuh mahasiswa yang menjadi peserta IMC 2014, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa malam, (5/8/2014). Mereka adalah Muhammad Yasya (First Prize) mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Yoshua Yonathan Hamonangan (Second Prize) dari jurusan Matematika Universitas Indonesia (UI), Pramudya A (Second Prize) dari Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM), Taufiq A (Third Prize) dari Matematika UGM, Sofihara Alhazmi (Third Prize) dari Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kemudian dua mahasiswa peraih penghargaan Honorable Mention yaitu Dian Sitorumi dari Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Muhammad Ardiyansyah dari Matematika UGM. Widyo berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk memperluas bidang kompetisi perguruan tinggi di kancah internasional, tidak hanya untuk bidang Matematika. Ia juga mengatakan, sesuai Permendikbud Nomor 95 Tahun 2013, para pemenang kompetisi internasional akan mendapatkan beasiswa S1 untuk peraih medali perunggu, beasiswa S1 dan S2 untuk peraih medali perak, dan beasiswa S1, S2 dan S3 untuk peraih medali emas. International Mathemathics Competition (IMC) 2014 merupakan penyelenggaraan yang ke-21, dan merupakan keikutsertaan Indonesia yang ke-3. Setiap kompetisi terdiri dari dua sesi (lima jam setiap sesi). Bidang yang dikompetisikan adalah aljabar, analisis (real dan complex), geometri dan kombinatorial dengan pengantar bahasa Inggris. Ajang internasional tahunan ini  telah diikuti peserta lebih dari 193 institusi dari 44 negara. (Seno Hartono/Desliana Maulipaksi)

Kemdikbud dan TNI Perkuat Kerja Sama Berikan Layanan Pendidikan di Daerah Perbatasan

Posted: 06 Aug 2014 10:44 AM PDT

Jakarta, Kemdikbud --- Pada awal September 2011, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang saat itu masih bernama Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah sepakat bekerja sama  untuk mengembangkan pendidikan di wilayah perbatasan Indonesia. Kesepakatan tersebut tertuang dalam sebuah nota kesepahaman yang ditandatangani Mendiknas Mohammad Nuh (sekarang Mendikbud) dan Panglima TNI saat itu, Agus Suhartono. Tahun 2014 ini, Mendikbud Mohammad Nuh dan Panglima TNI Moeldoko sepakat untuk memperkuat kerja sama tersebut dengan meningkatkan sinergitas sumber daya antara Kemdikbud dengan TNI. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan layanan pendidikan secara optimal di daerah perbatasan. “Kita ingin melakukan sinergitas sumber daya antara TNI dengan Kemdikbud khususnya dalam memberikan layanan pendidikan. Mulai dari PAUD, pendidikan dasar, sampai pendidikan menengah. Kalau perguruan tinggi relatif adanya di perkotaan,” ujar Mendikbud M. Nuh saat menggelar jumpa pers di kantor Kemdikbud, Jakarta, (06/08/2014). Bentuk sinergitas sumber daya tersebut antara lain melalui pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas perbengkelan yang dimiliki TNI di setiap daerah perbatasan. Untuk pemanfaatan SDM, para anggota TNI akan menjadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah yang ada di daerah perbatasan. “Dalam waktu dekat kami mempersiapkan untuk memberikan pelatihan kepada anggota TNI yang ada di pelosok-pelosok, yaitu pelatihan mengajar,” kata Mendikbud. Dalam jumpa pers, Panglima TNI Moeldoko juga mengatakan, para anggota TNI sebenarnya sudah biasa melatih atau mengajar, karena mereka telah dibekali cara memberikan instruksi. Hanya perbedaannya terletak pada konten pengajaran atau pelatihan, yang nantinya akan diberikan oleh Kemdikbud saat pelatihan. “Dalam konteks kontribusi TNI dalam memberikan sesuatu kepada anak-anak di daerah perbatasan dan terpencil, kami memiliki semangat yang kuat untuk memberikan sesuatu. Kedua, kami memiliki niat baik. Dan ketiga, kekuatan kami juga karena adanya kemampuan,” ujar Moeldoko. Ia mengatakan, materi mengajar yang akan diberikan Kemdikbud untuk membekali para anggota TNI mengajar di daerah perbatasan tentunya disesuaikan dengan kondisi terkini. Dalam pembekalan nanti, mereka akan mendapatkan materi tentang Kurikulum 2013. “Sehingga konten mengajar pas dengan perkembangan terakhir kementerian (Kemdikbud),” katanya. Mendikbud pun berjanji akan menyiapkan pelatih terbaik untuk melatih para anggota TNI, yaitu dengan mengambil instruktur nasional yang memiliki kualifikasi terbaik. Selain sinergitas SDM, akan dilakukan juga sinergitas fasilitas. TNI memiliki fasilitas perbengkelan di setiap daerah perbatasan berupa bengkel otomotif, alat komunikasi, hingga masak-memasak. Bengkel-bengkel tersebut dapat dimanfaatkan siswa SMK untuk melakukan praktik. (Desliana Maulipaksi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar