Jumat, 27 Juni 2014

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


MATERI BIMTEK BANSOS PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013

Posted: 28 Jun 2014 03:59 PM PDT

amp;nbsp;MATERI GELOMBANG 12. MATERI GELOMBANG 23. MATERI GELOMBANG 34. MATERI GELOMBANG 4

Siswa SMK Negeri 2 Depok Gelar Kampanye Simpatik Hari Anti Narkoba

Posted: 26 Jun 2014 10:18 AM PDT

IBUNJOGJA.COM, SLEMAN  - Siswa SMK Negeri 2 Depok Sleman atau Stembayo melakukan kampanye simpatik sebagai rangkaian kegiatan pra Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2014, Kamis (26/6). Sekelompok siswa yang tergabung dalam Satgas Gerakan Insan Anti Narkoba dan Anti Seks Bebas Stembayo (GIANTS) melakukan aksi damai di perempatan Mall Galeria, dan perempatan Toko Buku Gramedia. Mereka membagikan stiker, bunga dan poster kepada pengguna jalan dan pengunjung mall. Aksi mendapat respon positiv dari pengendarakendaraan yang melintas di kawasan tersebut. Ketua GIANTS, Ayu Ningtyas dari jurusan Kimia Industri memaparkan, selain kegiatan tersebut mereka juga melakukan orasi di pinggir jalan. “Kami menginformasikan tentang bahaya narkoba, selain itu mengimbau masyarakat untuk menjauhinya,” ujarnya. Kegiatan tersebut juga merupakan upaya untuk memaksimalkan kinerja Satgas dan mengenalkannya ke masyarakat luas. “Kami adalah satu-satunya satgas pelajar yang ada di wilayah Kabupaten Sleman,” ungkapnya. Pembina GIANTS dari pihak sekolah, Totok Triadi memaparkan kebanggaan terhadap anak didiknya. “Kegiatan ini murni dari ide anak-anak, kami pihak sekolah meberikan dukungan penuh dan memfasilitasinya,” ujarnya. Totok menambahkan, selain pihak sekolah, BNN Yogyakarta sangat mendukung berdirinya Satgas GIANTS. Dari BNN sendiri setiap hari Rabu memberikan pendampingan dan pembinaan kepada anggota GIANTS. “Harapannya adalah SMK N 2 Depok bebas dari narkoba, dan para murid dapat peduli dan kegiatan ini berdampak positiv bagi masyarakat luar sekolah,” tambahnya. (nto)

Rabu, 25 Juni 2014

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Siswa SMK Perlu Didorong Menjadi Wirausahawan

Posted: 24 Jun 2014 10:44 AM PDT

O, (PRLM).- Kecenderungan angkatan kerja memilih menjadi pekerja di banding sebagai wirausaha, akan berbahaya saat Indonesia memasuki era "golden demografi" dengan proporsi jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari yang tidak produktif. Sebab, pada saat Indonesia mendapatkan bonus demografi pada 2030, tidak semua angkatan kerja mendapatkan lapangan kerja. Budhi Hendarto, Chief Marketing Officer PT Topindo Atlas Asia, menyatakan masalah itu kepada "PRLM", seusai peresmian "Top 1 Academy" bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), di Solo, Selasa (24/6/14). Akademi yang khusus memberi pendidikan kewirausahaan bagi siswa SMK tersebut, merupakan rintisan PT Topindo dan satu-satunya di Indonesia. "Kami mendirikan akademi bagi siswa SMK, dengan latar belakang proyeksi kami saat Indonesia memasuki era golden demografi tersebut. Di akademi ini, para siswa SMK tidak diajarkan supaya menjadi pekerja bengkel, tetapi setelah mereka lulus diharapkan menjadi wirausahawan bengkel otomotif. Dengan cara ini, mereka akan bisa mengatasi masalah bonus demografi. Sebab, kalau jumlah usia produktif yang tidak mendapat lapangan kerja lebih besar dari yang bekerja sangat berbahaya," ujarnya. Budhi mengutip pendapat pakar ekonomi, yang menyatakan, suatu bangsa akan nmencapai kesejahteraan kalau jumlah wirausahanya lebih dari 2% total penduduk. Padahal, berdasarkan data statistik di Indonesia jumlah wirausaha baru berkisar 0,18%, karena kecenderungan angkatan kerja yang nemilih menjadi buruh atau pekerja tersebut. "Perusahaan sebesar apapun pada era golden demografi tidak akan mampu menampung ledakan angkatan kerja. Itu sebabnya, kami mencoba mendorong agar generasi muda di SMK meningkatkan kemampuan kewirausahaan. Di akademi ini tidak diajarkan kemampuan teknik otomotif, tetapi mereka diajarkan bagaimana menjadi bos sebagai pengusaha bengkel," jelasnya. Didamping Presiden Director PT Topindo, Arief Goenadibrata, Budhi mengungkapkan, perusahaannya mendirikan akademi khusus tersebut, agar penerima dana CSR mendapat manfaat yang berkelanjutan. Menurut dia, biasanya CSR diberikan ke masyarakat hanya untuk membiayai proyek-proyek fisik. "Perwujudan CSR yang kami salurkan tidak dalam bentuk uang, tetapi kami wujudkan dapat bentuk pendidikan. Ibaratnya kami memberi kail kepada generasi muda, supaya mereka bisa mencari ikan dan juga dapat memberi kali kepada orang lain," kata Budhi lagi. Dia menolak menyebut besarnya CSR, tetapi dikemukakannya, di akademi di Solo setiap angkatan dapat menampung 40 - 50 orang. Mereka akan mendapat pelatihan selama dua bulan, dilanjutkan pendampingan selama dua tahun. Para peserta didik yang masih duduk di SMK, mengikuti pendidikan akademi seperti melaksanakan KKL. Setelah mereka selesai pendidikan dikembalikan ke sekolah sampai lulus. Setelah lulus, mereka dipatok maksimal dalam dua tahun harus sudah punya bengkel dan selama itu mereka tetap dalam pendampingan. Budhi Hendarto menargatkan, setelah di Solo Top 1 Akacemi akan dibuka di 200 kota di 34 provinsi. Dia berharap, pemerintah provinsi membuka peluang tersebut, agar CSR yang digunakan bermanfaat untuk mengatasi masalah di era golden demografi.(Tok Suwarto/A-147)***(http://www.pikiran-rakyat.com/node/286642)

Sebagian SMK Butuh Pembelajaran 4 Tahun

Posted: 24 Jun 2014 10:43 AM PDT

ARTA- Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Mustaghfirin Amin mengatakan, ada sejumlah jurusan di SMK yang membutuhkan waktu belajar lebih lama, yakni empat tahun. Sebab, pendidikan di SMK tidak hanya sebatas teori tapi para siswa harus benar-benar memahami bidang keahliannya. “Ada jurusan di SMK yang hanya butuh pembelajaran tiga tahun tapi ada yang butuh empat tahun. Karena ada ilmu-ilmu yang tidak bisa berhenti dan diajarkan dalam waktu tiga tahun, misalnya jurusan teknik kimia, industri, dan kehutanan,” ujar Mustaghfirin, di Gedung Kemdikbud Jakarta, Selasa (24/6) Menurutnya, jika jurusan tertentu itu hanya diberi waktu belajar tiga tahun, dikhawatirkan para siswa hanya akan menguasai dasardasarnya saja. Padahal, pendidikan di SMK lebih difokuskan untuk mempersiapkan siswa masuk dunia kerja dan memahami ilmu secara lebih mendalam. “Misalnya teknik alat berat. Kalau hanya tiga tahun levelnya masih sederhana. Kalau ditambah satu tahun lagi, akan ada keterampilan tingkat tinggi yang akan dikuasai secara utuh,” katanya. Revitalisasi Mulai tahun ini, dia menyatakan akan melakukan revitalisasi pelaksanaan kebijakan pendidikan empat tahun di SMK. Akan tetapi, tidak semua jurusan di SMK. “Tapi masih ada jurusan yang cukup tiga tahun, misalnya teknik sepeda motor,” imbuhnya. Mustaghfirin berharap, para lulusan SMK yang waktu belajarnya lebih lama juga lebih dihargai oleh dunia kerja. Pasalnya, mereka dipastikan bisa lebih menguasai jurusan yang diambilnya secara utuh itu. Mustaghfirin juga mengungkapkan, dari tahun ke tahun jumlah peminat SMK selalu bertambah. Oleh karena itu, hal tersebut harus bisa diakomodasi oleh pemerintah, tidak hanya SMK negeri tapi juga SMK swasta. Disebutkan, rata-rata kenaikan jumlah pendaftar SMK setiap tahun sekitar 200.000 siswa. “Pendaftar tahun lalu sekitar 1,5 juta. Harapan kami tahun ajaran baru ini bisa naik sampai 1,7 juta atau 1,8 juta siswa,” tuturnya. Menurutnya, salah satu upaya pemerintah untuk memberikan akses adalah dengan memberikan dana biaya operasional sekolah (BOS) kepada peserta didik di SMK. “BOS ini paling adil karena langsung diterima oleh sekolah berdasarkan jumlah siswanya,” tuturnya. (K32-60)(Suara Merdeka)

Senin, 23 Juni 2014

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Apindo Bekasi Prioritaskan Penyerapan Lulusan SMK Lokal

Posted: 22 Jun 2014 12:27 PM PDT

p;nbsp;Metrotvnews.com, Bekasi: Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) akan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan setempat. "Kami akan merealisasikan kerja sama itu mulai Agustus tahun ini, dengan menggandeng seluruh SMK di Kabupaten Bekasi," kata Sekretaris Eksekutif Apindo Bekasi Bambang Suheri di Cikarang, Sabtu (21/6/2014). Menurutnya, lulusan SMK di wilayah Kabupaten Bekasi banyak yang belum terserap di dunia industri karena selama ini dinilai belum memenuhi klasifikasi kebutuhan industri. Penyerapan tenaga kerja selama ini masih didominasi lulusan dari luar daerah, seperti Kota Bekasi, Jakarta, Bogor, Karawang, dan sekitarnya. "Setiap tahunnya lulusan SMK yang bekerja di kawasan industri Kabupaten Bekasi merupakan lulusan luar daerah. Memang saat ini untuk orang luar daerah itu lebih disiplin, berbeda dengan orang asli Bekasi," ujarnya. Kondisi tersebut, kata dia, menyebabkan penyerapan tenaga kerja lokal di kawasan industri setempat masih terlihat minim. Menurutnya, rata-rata jumlah lulusan SMK di Kabupaten Bekasi yang terserap industri mencapai 20% per tahun. "Menggenai penyerapan tenaga kerja lokal melalui SMK ini sudah kita bicarakan dengan Pemkab dan Disdik. Mudah-mudahan Agustus bisa berjalan," ucapnya, berharap. Ia menuturkan, klasifikasi kebutuhan industri saat ini harus berdasarkan keterampilan mengoperasikan perangkat canggih. "Kami berharap pemerintah bisa mensinergikan pendidikan berbasis teknologi industri demi Sumber Daya Manusia (SDM) andal bagi perusahaan," tukasnya. (Ant) (Beo)

Jumat, 20 Juni 2014

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


UNDANGAN WORKSHOP PERSIAPAN AKREDITASI GELOMBANG KE-3 (TAMBAHAN)

Posted: 19 Jun 2014 05:48 PM PDT

angan lengkapnya dapat diunduh DI SINI

Toyota Berburu Teknisi di SMK

Posted: 19 Jun 2014 11:56 AM PDT

trotvnews.com, Cikarang: PT Toyota Astra Motor (Toyota) menjalin kerja sama dengan 57 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di 28 provinsi di Indonesia demi memenuhi kebutuhan tenaga teknisi. "Setiap tahun kita merekrut sedikitnya 7% dari total 5.700 siswa dalam program kerja sama Toyota dan SMK," kata Direktur PT Toyota Astra Motor Samuel Manasseh di Cikarang, Senin (16/6/2014). Menurut dia program tersebut juga merupakan bentuk pertanggungjawaban sosial Toyota kepada masyarakat. Kerja sama yang dijalin dengan SMK tersebut dilakukan dengan cara melakukan penyusunan kurikulum mengajar khusus untuk siswa supaya siap terjun sebagai teknisi. Menurut Samuel, berbagai peralatan praktikum kelas otomotif di SMK tersebut juga telah dipersiapkan pihaknya dengan spesifikasi sesuai yang digunakan di dunia industri saat ini. "Para tenaga pengajarnya pun telah disertifikasi setelah mengikuti pelatihan yang kami selenggarakan," katanya. Bahkan untuk SMK yang termasuk Toyota Technical Education Program, Toyota juga memberikan satu unit kendaraan Toyota untuk dipelajari dan menjadi bahan praktikum para siswa. Sementara itu, Division Head TTC Sri Agung Handayani menambahkan, program kerja sama dengan SMK yang dijalin sejak tahun 1991 itu telah menghasilkan ribuan teknisi Toyota. Per tahun, sekitar 300 hingga 400 siswa SMK peserta program kerja sama ini direkrut sebagai teknisi Toyota. "Namun, mereka bergabung setelah mereka menjalani pelatihan lebih lanjut di TTC serta mengikuti program magang di sejumlah outlet Toyota," ucapnya. Sri mengakui persentase siswa yang direkrut sebagai teknisi Toyota memang tak sebanding dengan jumlah siswa yang setiap tahun antusiasmenya terus meningkat. Akan tetapi pihaknya berkomitmen meningkatkan persentase tersebut karena Toyota tak bisa memenuhi kebutuhan teknisi andal hanya dari para pencari kerja awam. (Ant 16/6/14) (Beo)(Metrotvnews.com)

Kamis, 19 Juni 2014

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


UNDANGAN BIMTEK BANSOS PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 GELOMBANG 4

Posted: 18 Jun 2014 06:47 PM PDT

ANGAN DAPAT DIUNDUH >>DI SINI<<

Subhanul Waton 5 Tahun Jadi SMK Terbaik

Posted: 18 Jun 2014 10:52 AM PDT

ALREJO -SMK Subhanul Waton (SW) Tegalrejo Kabupaten Magelang berhasil menyabet predikat SMK dengan lulusan terbaik se-Kabupaten Magelang untuk SMK negeri dan swasta. Hebatnya, prestasi ini dicapai lima tahun berturut-turut.Kepala Sekolah SMK SW KH Ahmad Izuddin mengatakan ada 20 siswa yang meraih nilai sempurna 10 untuk mata pelajaran matematika. Adapun jumlah nilai ujian mencapai 32,73 dengan rata-rata 8,1.Atas keberhasilan ini, SMK SW yang mengkolaborasikan antara pendidikan formal dan pondok pesantren kini menjadi sekolah favorit. Banyak siswa dari berbagai daerah mendaftar ke SMK SW."Prestasi ini tidak lepas dari kerja keras seluruh komponen di sekolah. Kunci keberhasilan kami adalah menanamkan kedisiplinan siswa dalam belajar," kata KH Ahmad Izuddin usai mewisuda siswa SMK di aula sekolah, Rabu (18/6).Disebutkan seluruh siswa SMK SW wajib bermukim di pondok pesantren. Siswa dan santri harus mengikuti jadwal belajar yang ditentukan. "Semua kita disiplinkan agaristiqomah," kata dia.Menurut KH Ahmad Izuddin model belajar ini diminati masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan animo tinggi masyarakat menyekolahkan anaknya di SMK SW. Dari kursi yang disediakan 320 untuk kelas 1, jumlah pendaftar sudah mencapai 500 siswa."Saya merasa cocok dengan sistem pendidikan SMK SM. Kami tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan umum namun juga nilai-nilai agama. Ini sangat penting untuk masa depan," kata Malikah Dewi, salah satu siswa berprestasi yang meraih nilai rata-rata 9,16.